Jumat, 31 Maret 2017

Haruskah Kita Bermadzhab.?

Haruskah Kita Bermadzhab.?



Haruskah Kita Bermadzhab.?

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Selamat Datang di طَلَبُ الْعَلْمِ 

Menyikapi permasalah tentang Madzhab, maka kita mambahas tentang pilihan yang bisa kita pilih sebagai orang awwam untuk memilih sebuah pilihan cara beribadah. Madzhab ini adalah sebuah metode pemilihan yang kita lalui dan ke-4 nya sampai kepada Nabi S.A.W.

Namun, Haruskah Kita Bermadzhab.?

Lihat Juga : Ust Ahmad Sarwat, Lc., MA (RUMAHFIQIH.COM)

Berikut Penjelasannya

Mazhab dalam fiqih tidak sama dengan sekte dalam agama nasrani. Sebab mazhab adalah sebuah metodolgi dalam menarik kesimpulan hukum yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah. Sedangkan sekte dalam agama nasrani merupakan perpecahan pada wilayah yang paling mendasar dalam suatu agama.

Sedangkan mazhab fiqih merupakan bentuk variasi dalam metodologi ilmiyah, di mana masing-masing mazhab itu mewakili kekuatan ilmiyahnya masing-masing. Kalau kita bandingkan dengan dunia software, kira-kira adanya mazhab fiqih sama dengan keberadaan sistem operasi pada PC yang kita kenal dewasa ini. Misalnya, ada yang menggunakan microsof Windows, ada yang menggunakan Apple Machintos, bahkan ada yang menggunakan Linux yang freeware.

Semuanya berguna buat manusia sebagai sistem operasi PC, di mana masing-masing punya kelebihan sekaligus kekurangan. Kalau dalam satu komunitas terdapat beberapa sistem operasi, bukan berarti di dalamnya telah terjadi perpecahan atau peperangan. Dan meski berbeda sistem operasi, masing-masing PC tetap bisa terkoneksi dalam satu jaringan.

Tidak Ada Kewajiban untuk Berpegang pada Satu Mazhab

Allah SWT dan Rasulullah SAW tidak pernah mewajibkan kita untuk berpegang kepada satu pendapat saja dari pendapat yang telah diberikan ulama. Bahkan para shahabat Rasulullah SAW dahulu pun tidak pernah diperintahkan oleh beliau untuk merujuk kepada pendapat salah satu dari shahabat bila mereka mendapatkan masalah agama.

Maka tidak pada tempatnya bila kita saat ini membuat kotak-kotak sendiri dan mengatakan bahwa setiap orang harus berpegang teguh pada satu pendapat saja dan tidak boleh berpindah mazhab. Bahkan pada hakikatnya, setiap mazhab besar yang ada itupun sering berganti pendapat juga.

Lihatlah bagaimana dahulu Al-Imam Asy-Syafi'i merevisi mazhab qadim-nya dengan mazhab jadid. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang masih menggantungkan pendapat kepada masukan dari orang lain. Misalnya ungkapan paling masyhur dari mereka adalah: "Apabila suatu hadits itu shahih, maka menjadi mazhabku."

Itu berarti seorang imam bisa saja tawaqquf (belum berpendadapat) atau memberikan peluang berubahnya fatwa bila terbukti ada dalil yang lebih kuat. Maka perubahan pendapat dalam mazhab itu sangat mungkin terjadi. Bila di dalam sebuah mazhab bisa dimungkinkan terjadinya perubahan fatwa, maka hal itu juga bermakna bahwa bisa saja seorang berpindah pendapat dari satu kepada yang lainnya.


Memang ada sedikit perbedaan pendapat di antara para fuqoha tentang masalah keharusan perpegang hanya pada satu mazhab.Secara garis besar, kira-kira demikian:

1. Pendapat Pertama: Wajib berpegang pada satu mazhab saja.
Pendapat mereka berangkat dari pemikiran bahwa imam mazhab telah memiliki metodologi tersendiri dalam membangun mazhab. Dan semua pendapatnya itu berangkat dari metodologi yang telah disusunnya, bukan sekedar pendapat yang bermunculan secara tiba-tiba.

Dengan demikian maka pendapat-pendapat yang bersumber dari satu mazhab tertentu lahir dari sebuah proses yang teratur dan memiliki pola istimbath yang konsisten. Sehingga bila berpindah-pindah mazhab akan mengakibatkan ketidak-konsistenan dalam metodologi. Menurut pendukung pendapat ini, seseorang harus konsisten dalam metodologi mazhab.

2. Pendapat kedua: Tidak wajib untuk bertaqlid kepada satu mazhab sana.
Menurut para pendukung pendapat ini, seseorang boleh mengikuti pendapat yang berbeda dari beragam mazhab. Karena tidak ada perintah untuk berpegang tegus kepada satu orang mujtahid saja.

Ketika seseorang bermazhab tertentu seperti Al-Hanafiyah, Al-Malikiyah, Asy-Syafi`iyyah atau pun Al-Hanabilah, maka pada suautu masalah tertentu boleh saja dia tidak sepakat dengan pendapat mazhabnya. Hal seperti itu lazim terjadi dan sama sekali tidak ada larangan.

Allah sendiri tidak pernah mewajibkan seseorang untuk betaqlid pada mujtahid tertentu. Kalaupun ada perintah, maka Allah memerintahkan seseorang untuk bertanya kepada ahli ilmu secara umum. Allah berfirman:

"Maka bertanyalah kepada ahli ilmu bila kamu tidak mengerti" (QS. Al-Anbiya`: 7)

Selain itu berpegang hanya pada satu mazhab saja tanpa dibolehkan melihat kepada mazhab lainnya merupakan sebuah kesempitan dan kesuilitan. Padahal adanya mazhab sebenarnya merupakan rahmat dan nikmat.

Apalagi di zaman yang semakin berkembang ini di mana bisa saja pandangan dari suatu mazhab menjadi kurang tepat untuk diterapkan lagi, sedangkan pandangan dari mazhab lain yang dulu kurang populer justru lebih terasa mengena di zaman ini. Karena itulah maka pendapat kedua ini nampaknya lebih tepat dan juga pendapat inilah yang disepakati oleh jumhur ulama.

Belajar Fiqh dengan Satu Mazhab atau Banyak Mazhab

Pada dasarnya hampir semua pengajaran masalah fiqih pada tingkat dasar, merupaka nkelaziman bila yang diajarkan hanya satu mazhab saja. Misalnya, ilmu fiqih yang diajarkan di banyak pesantren, madrasah, jamaah pengajian, majelis taklim dan lainnya, umumnya mengajarkan fiqih dengan satu mazhab saja.

Keunggulannya, pelajaran itu jadi lebih praktis, cepat, efisien dan aplikatif. Karena belum lagi bicara tentang perbadaan pendapat di kalangan ulama. Sehingga tidak menimbulkan kebingungan buat mereka yang masih baru belajar.

Justru yang sangat jarang diberikan adalah ilmu fiqih dalam bentuk perbandingan mazhab. Metode ini nyaris boleh dibilang tidak pernah disampaikan di pesantren tradisional, pengajian atau majelis taklim. Sebab selain kekurangan referensi, kita pun kekuranan tenagaahli fiqih yang menguasai fiqih perbandingan mazhab. Selain itu, metode ini hanya cocok buat mereka yang sudah berada pada level lanjutan.

Namun metode pengajaran fiqih dengan langsung membahas perbandingan dan perbedaan pendapat, juga punya keunggulan. Misalnya, masyarakat jadi tahu bahwa teknis ibadah itu ternyata bukan hanya satu versi, melainkan ada banyak versi. Selain itu, bila suatu ketika berhadapan dengan saudara-saudara muslim dari mazhab lain yang kebetulan berbeda teknis ibadahnya, sudah tidak asing lagi dan malah semakin erat hubungannya. Sehingga potensi perpecahan umat justru bisa diredam, karena masing-masing sudah punya wawasan tentang perbedaan masing-masing mazhab.

Buat mereka yang baru saja mengenal ilmu fiqih, seperti anak sekolah atau masyarakat awam, belajar fiqih dengan satu mazhab memang lebih tepat. Sebaliknya, buat tingkat lanjutan, belajar fiqih dengan perbandingan mazhab bisa menambah wawasan.

Wallahu a`lam bish-shawab,

Wassalamu `alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ahmad Sarwat, Lc.

Lihat Juga Lainnya :
Haruskah Kita Bermadzhab.?
Apakah Syi'ah Itu Islam.?
Apakah Saya Anti Wahabi.?
Apa Hukum Menyolati Orang Yang Mati Bunuh Diri.?


Keyword :
madzhab, madzhab muhammadiyah, mazhab hanafi, madzhab nu, madzhab syafi'i, madzhab maliki, madzhab fiqih, mazhab hambali, madzhab wahabi, mazhab syiah, madzhab adalah, madzhab aqidah, mazhab arab saudi, madzhab abu hanifah, mazhab ada berapa, madzhab al asy'ari, mazhab albani, madzhab ahlussunnah wal jamaah, madzhab aswaja, madzhab ahlul bait, mazhab birokrasi, madzhab berarti, biografi mazhab imam syafi'i, biografi madzhab 4, biografi madzhab hanafi, biografi mazhab maliki, belajar madzhab syafi'i, biografi madzhab syafi'i, biografi mazhab, biografi madzhab imam maliki, mazhab cinta, mazhab cinta lirik, contoh madzhab shahabi, contoh mazhab, contoh mazhab sahabat, ciri madzhab hanafi, contoh madzhab shahabi dalam kehidupan sehari-hari, contoh madzhab fiqih, contoh mazhab hambali, contoh madzhab dalam kehidupan sehari-hari, mazhab dalam islam, mazhab di indonesia, madzhab di dunia, madzhab dhahiri, mazhab dan ikhtilaf para ulama, mazhab dan manhaj, mazhab di arab saudi, madzhab dzahiri, madzhab dalam ilmu hukum, madzhab dan bermadzhab, madzhab empat, mazhab ekonomi syariah, mazhab ekonomi islam, mazhab empirisme, mazhab ekonomi, madzhab ekonomi islam kontemporer, 

Apakah Syi'ah Itu Islam.?

Apakah Syi'ah Itu Islam.?




Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Semoga kita ada dalam berkah dan maghfirah Allah Subhanahu wata'ala.

Mungkin sudah kita ketahui bahwa antara Sunni dan Syi'ah dalam konflik tidak bisa dipisahkan. Ahlusunnah Wal-Jama'ah dan Syi'ah sudah mempunyai keterikatan konflik yang cukup lama, bahkan hingga sekarang ini. Ada yang mengkafirkan satu sama lain, namun apakah semua syi'ah dan sunni seperti itu.?

Mengedepankan pemikiran bahwa kelompoknya paling benar adalah hak kelompok tersebut, namun tidaklah harus saling mengkafirkan.

Saya sebagai Muslim Ahluussunnati Wal-Jama'ah As-Ariyah, ingin menulis pembahasan tentang syi'ah, Apakah syi'ah itu Islam.? Namun, Pembahasan yang akan saya sampaikan adalah hasil penyampaian seorang Ustad yang mempunyai kapasitas dibindangnya. 

Tidak memihak dan tidak pula menghancurkan, kami tulis artikel ini dengan sebaik-baiknya. 
Semoga Bermanfaat.

Lihat : Ahmad Sarwat, Lc. : Islamkah Syiah?

Berikut Penjelasannya
Sebagian dari kelompok Syiah ada yang mengingkari mushaf Al-Quran yang dimiliki umat Islam sedunia. Mereka konon punya jenis mushaf sendiri yang berbeda isinya. Seandainya ada sekelompok orang dari kalangan Syiah atau selain Syiah yang punya i'tikad seperti, maka jelaslah kekafiran mereka.

Sebagian dari kelompok Syiah ekstrem ada yang tidak mengakui kenabian Muhammad SAW. Mereka berkeyakinan bahwa malaikat Jibril salah menurunkan wahyu, seharusnya bukan kepada nabi Muhammad SAW, tetapi seharusnya kepada Ali bin Abi Thalib. Mereka bukan saja mengingkari Abu Bakar, Umar dan Utsman, bahkan sampai mengingkari kenabian Muhammad SAW. Kalau ada sekelompok orang dari kalangan Syiah atau selain Syiah yang sudah sampai kepada keyakinan seperti ini, jelaslah kekafiran mereka.

Dua contoh kasus di atas hanyalah contoh kecil dari bentuk-bentuk penyimpangan aqidah yang sudah tidak bisa ditolelir lagi. Sehingga siapa pun yang berpaham demikian, dianggap telah ingkar kepada esensi paling fudamental dari ajaran Islam. Dan wajar bila termasuk ke dalam kalangan kafir.

Tapi yang jadi pertanyaan di sini adalah: Apakah semua kalangan Syiah berpendapat demikian? Apakah setiap masyarakat yang punya latar belakang paham Syiah, lantas semuanya ingkar kepada Al-Quran dan kenabian Muhammad SAW?


Tentunya sebagaimana kalangan kebanyakan masyarakat Sunni, tidak sedikit juga muncul paham-paham ekstrim yang sesungguhnya sudah keluar dari batas-batas paham aqidah Sunni sendiri. Misalnya, paham takfir yang berkeyakinan bahwa semua orang yang tidak ikut berbaiat kepada imam dari kalangan mereka adalah kafir. Paham takfir ini banyak melanda kelompok-kelompok sesat, di mana latar belakang aqidahnya sebenarnya terbilang Sunni.

Oleh karena itu kita tidak bisa main pukul rata dalam menjatuhkan vonis kafir kepada suatu kelompok. Kecuali setelah kita bedah secara mendalam dan dengan kepala dingin. Rupanya, di dalam tubuh Syiah sendiri ada begitu banyak paham dan variasi keyakinan, mulai dari kutub yang paling ekstrim hingga kutub yang paling moderat. Tentu sangat tidak adil untuk menuduh semuanya kafir.

Sebagaimana tidak adil bila kita mengatakan semua Sunni itu kafir, hanya lantaran adanya kelompok-kelompok sempalan yang mengerucutkan aqidahnya hingga keluar batas yang benar.

Benarkah Syi'ah Itsna Asy'ariyah Lebih Berbahaya dari Yahudi?

Beredar di kalangan sebagian umat Islam fatwa yang membingungkan. Yaitu haram hukumnya umat Islam membantu perjuangan Hizbullah karena dianggap bukan Islam, bahkan dianggap lebih berbahaya dari Yahudi itu sendiri.

Syeikh Faishal Maulawi, wakil ketua Majelis Kajian dan Fatwa Eropa telah mengeluarkan fatwa yang intisarinya sebagai berikut:

Jumhur ulama di masa lalu dan di masa kini telah menyepakati bahwa Syiah Itsna Asy-'ariyah termasuk orang-orang Islam dan termasuk ahlul qiblah. Sebab mereka mengikrarkan tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan berhaji.

Memang ada sebagian kecil dari ulama yang memandang kelompok ini kafir, lantaran ada sebagian lafadz dari kitab-kitab mereka yang bisa ditafsirkan keluar dari aqidah yang benar. Tetapi tuduhan ini dijawab oleh para ulama lain bahw kita tidak bisa menuduh kafir hanya dengan menafsirkan tulisan mereka. Sebab perkara menjatuhkan vonis kafir tidak bisa hanya berdasarkan penafsiran semata.

Sehingga bila kita lihat ke belakang, sepanjang sejarah Islam tidak pernah ada larangan bagi penganut paham Syiah Itsna Asy'ariyah untuk menunaikan ibadah haji ke baitullah. Seandainya mereka divonis kafir, seharusnya mereka tidak boleh masuk ke tanah haram, lantaran dianggap bukan muslim. Sejarah telah membuktikan kepada kita bahwa umat Islam sepanjang masa tidak pernah menganggap mereka kafir.

Syeikh juga membantah anggapan sementara orang bahwa Syiah Itsna Asy'ariyah termasuk paham yang lebih berbahaya dari Yahudi. Menurut beliau tuduhan seperti ini mengada-ada dan keterlaluan. Seorang muslim tidak layak untuk mengatakan hal yang demikian. Sebab tingkat keberbahayaan Yahudi sudah sangat jelas, baik aqidah, manhaj, idealisme, sistem hidup dan semua. Sesuatu yang tidak demikian pada kelompok Syiah ini.

Demikian petikan fatwa beliau yang berisi bantahan atas tuduhan yang kurang tepat atas kelompok Syiah.

Wallahu a'lam bishshawab,

wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc. : Islamkah Syiah?

Lihat Juga :
Apakah Syi'ah Itu Islam.?
Apakah Saya Anti Wahabi.?
Apa Hukum Menyolati Orang Yang Mati Bunuh Diri.?

Madzhab Imam as-Syafi'i Menurut Pendapat Nabi

Keyword :
syiah, syiah adalah, syi'ah indonesia, syiah di indonesia, syiah itu apa, syiah sesat, syiah iran, syiah bukan islam, syi'ah sabi'iyah, syiah laknatullah, syi'ah rofidhoh, syiah artinya, syiah ajaran sesat, syiah alawiyah, agama syiah, syi'ah arti, ajaran syiah, aliran syiah, syi'ah di bandung, bahaya syi ah, berita syiah, beda syiah dan sunni, bahaya syi ah di indonesia, buku syi'ah, bukti syiah sesat, syiah bid ah, syiah menurut syiah buku, syiah indonesia, gen syiah, wanita cantik syiah, wanita syi'ah yang cantik, ciri ciri syiah, cerita syiah, ceramah syiah, contoh syi'ah, cara syi'ah sholat, syiah dan sunni, syi'ah dan wahabi, syiah dan isis, syiah dan ajarannya, syi'ah dan khawarij, syiah di iran, syi'ah dan mu'tazilah, jokowi dan syiah, tokoh syiah di indonesia, syi'ah ekstrim, ebook syiah, emilia syiah, syi'ah facebook, syi'ah ja'fariyah, syiah menurut fpi, syiah ja'fari, faham syi ah, fakta syiah, foto foto syiah, firqah syi'ah, syiah ghulat, syiah garut, syi'ah gresik, syi'ah gila, syiah gumuk, syiah girl, pengertian syi'ah ghulat

Apakah Saya Anti Wahabi.?

Apakah Saya Anti Wahabi.?Ust. Ahmad Sarwat, Lc., MA.



Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Dewasa ini mulai bermunculan para aktifis dakwah dari kalangan anak muda yang cukup populer dan juga banyak diminati. Tentang perkara dakwah dalam hal FIQIH, kadang pula menimbulkan kontra diantara mereka, misalnya tentang ziarah Kubur, do'a Talqin, Yasiinan, dan lain sebagainya, dan juga tidak lepas dari perkataan "Bid'ah", "Kurafat", "Penyembah Kuburan" dan sebagainya.

Nah dalam hal ini, kita sering mendengar masyarakat yang menggunakan kata wahabi untuk menyebut sifat atau golongan mereka. Akan tetapi ketika ditelusuri bahwa Wahabi itu adalah nama sebuah golongan yang mengikuti ajaran Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Namun ketika kita mengklarifikasi hal tersebut karena keberatan untuk disebut sebagai orang ahli "Bid'ah", "Kurafat", "Penyembah Kuburan" kami pun sangat tidak setuju. Bahkan kita malah dituduh sebagai orang yang anti terhadap dakwah sunnah, anti dakwah tauhid dan anti wahabi.


Lalu, Apakah Saya Anti Wahabi.?

Apakah Saya Anti Wahabi.? | Ust Ahmad Sarwat, Lc., MA. (RUMAHFIQIH.COM)

Kalau anda adalah seorang yang membela dakwah dari Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab, maka sebaiknya kita melakukan salaman dulu. Ternyata kita adalah sama, sama-sama berdakwah dan juga mendukung dakwah yang beliau lakukan. Dan dakwah kita ini adalah sama dengan para tokoh dakwah dalam sejarah lainnya, yaitu mengajak orang untuk bisa menjalankan syariat Islam dengan sebaik-baiknya ajakan.

Tapi saran kami ialah, barangkali lebih baik jika kita tidak mengunakan istilah wahabi dan  jugaanti wahabi. Sebab titik pangkal dari permasalahannya bukanlah berada di sana, lagian kita ini tidaklah akan masuk surga hanya dengan menjadi salah seorang pendukung wahabi, dan orang pun tidak akan masuk neraka karena anti terhadap wahabi.

Karena Muhammad bin Abdul Wahhab sendiri sebagai orang yang menggunakan nama ayahnya dipakai untuk istilah wahabi, justru ini tidak pernah mendakwahkan gerakan wahhabiyah. Yang beliau dakwahkan ialah hanya agama Islam. Beliau pun sama sekali tidak pernah mengajak kepada orang untuk menjadi wahabi.

Dakwah dari Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab ialah untuk memurnikan sisi aqidah umat. Tentu saja kita tahu bahwasannya keahlian beliau memang lebih pada sisi masalah TAUHID ini. Dan kita mengenal beliau bukanlah sebagai seorang ahli fiqih, ahli ushul atau  juga ahli hadits.

Beliau tidak mempunyai tulisan tentang hadits, atau juga fiqih dan juga tafsir, kecuali kitab kecil beberapa lembar yang memiliki judul kitabuttauhid. Dan didalam cabang ilmu tauhid, beliau memang seorang tokoh dan juga mempunyai karya besar. Namun bukan berarti seluruh persoalan dakwah hanya bertumpu kepada dirinya (Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhabdan seputar masalah persoalan tauhid saja.

Permasalahan Dakwah Bukan Hanya Urusan Syirik Saja
Kalau sekarang yang sedang kita ributkan ialah hanya berkutat di dalam masalah syirik saja, maka sebenarnya ada baiknya kita mendiskusikan lagi.

Benar sebetulnya bahwa masalah utama para nabi dan uga para rasul seputar masalah syirik, tapi juga harus diingatkan bahwasannya masalah mereka bukanlah hanya urusan syirik saja.

Mungkin masalah yang terbesar dari seorang Muhammad bin Abdul Wahhab yang ada di zamannya memang lebih dominan hal yang mungkin berbau syirik di kuburan, karena yang beliau lihat memanglah suatu hal-hal hanya demikian itu.

Terutama di daerah hijaz, di tempat yang di mana beliau hidup dan juga tinggal. Dari sejarah riwayat hidup beliau ini, kelihatannya memang beliau pun tidak pernah berjalan di muka bumi agar bisa melihat bagaimana keadaan umat Islam yang ada di berbagai peradaban lain. kita tidak memiliki catatan apakah beliau tidak pernah singgah ke daerah Afrika, Eropa atau bahkan juga ke Amerika. Tapi satu hal yang sangat pasti, beliau belum pernah datang ke Indonesia.

Sehingga secara logikanya sangatlah wajar sekali, kenapa seorang ulama selevel Muhammad bin Abdul Wahhab dikatakan hanya mendakwahkan mengurusi hal syirik kuburan saja. Alasan yang paling logisnya karena memang beliau pun hidup di wilayah yang tertentu, yang dimana masalah paling dominan memang itu masalah syirik. Dan pertimbangan lain, boleh jadi zaman di mana beliau hidup, yang urusan yang paling ramainya adalah seputar masalah itu.

Walau dalam periode dialog urusan dalam ilmu kalam sudahlah jauh terlewat. Beliau tidak lah hidup di zaman perdebatan sengit antara aliran Qadiriyah, Jabariyah, Mu'tazilah. Kecuali beliau juga mungkin bertemu dengan sisa-sisa dialog itu dalam porsi yang sudah berbeda.

Dan Muhammad bin Abdul Wahhab dalam masalah ini pun sama sekali tidak salah. Beliau juga memang hidup di zaman dan wilayah yang ketokohan dan juga keilmuwan seperti itu memanglah dibutuhkan.

Yang menjadi pertanyaan justru kita ini, yang tidaklah hidup sezaman dengan Muhammad bin Abdul Wahhab. Pertanyaannya, apakah isu-isu yang sudah diangkat oleh beliau itu masih relevan dengan kenyataan atau realitas yang terjadi di masa kita ini? Atau jangan-jangan, kita yang malah terperangkap dalam kerangka dan suasana pada zaman beliau?

Maka kita pun perlu lebih banyak untuk membaca dan melihat sebuah situasi, agar tidak kurang tajam dan dalam menangkap permasalahan yang bisa lebih up to date. Selain itu pun agar kita tidaklah terlalu jauh menggunakan sebuah logika yang terbalik-balik.

Dan agaknya kalau kita mulai memperhatikan permasalahan dan juga tema dakwah pada hari ini, rasanya masa-masa berdialog antara mazhab aqidah sama seperti yang kami sebutkan di atas telah lewat. Hari ini kita pun sudah tidak kenal lagi ada orang yang masih mendakwahkan ajaran Qadariyah, Jabariyah atau pun ajaran Mu'tazilah secara ekstrim dan dengan kekuatan yang besar. Paling-paling hanyalah sekedar satu dua mahasiswa yang usil yang berani mengangkat tema seperti itu di ruang kuliah.

Masa-masa dalam perdebatan ilmu kalam sebenarnya sudahlah jauh berlalu. Persoalan umat Islam sebenarnya sudah jauh berganti. Dunia Islam di abad ke-20 mengalami masalah yang sangat jauh berbeda. Misalnya, masalah kolonialisme yang hingga saat ini dampaknya masih cukup terasa. Atau mengalami sebuah kemunduran dari segi ilmu pengetahuan dan juga teknologi. Juga mengalami sebuah kebangkrutan dari sisi ekonomi sehingga ada banyak berjuta umat Islam yang hidup di bawah standar kemiskinan.

Dan seribu satu persoalan pelik lainnya, seperti penerapan bab syariah Islam di dalam negara-negara yang bermayoritas ber kependudukan muslim.

Dakwah Para Nabi Bukan Hanya Urusan Syirik Saja

Kalau kita membaca sejarah para nabi dan juga para rasul, baik lewat Al-Quran maupun dari Al-Hadits, sebenarnya agaklah kurang tepat jikalau kita bilang bahwa kendala para nabi dan juga rasul hanyalah kendala syirik atau kuburan saja.

Malah tidak ada satu pun ayat dari Quran yang bicara tentang syirik sebuah kuburan. Tema tentang tauhid dan juga syirik memang banyak dibahas di dalam Al-Quran dan Hadit's, tapi kita malah tidak pernah membaca ayat yang menghantam urusan menyembah kuburan.

Ketika kami dahulu kuliah di Universtias Islam Muhammad Ibnu Su'ud, milik Kerajaan Saudi Arabia, bukan di Al-Ahzar Mesir, ilmu-ilmu dari keIslaman yang diajarkan pun juga bukan hanya berkutat tentang masalah kuburan dan juga tentang syirik saja. Dan sepanjang yang kami ketahui, tidak pernah ada yang namanya sebuah Fakultas Ilmu Syirik dan juga Kuburan.

Mungkin karena sebuah dakwah agama ini juga tidak hanya bukan urusan itu saja. Bukankah kita telah mengenal ada ayat tentang bab warisan, bahkan sampai Rasulullah SAW memerintahkan secara khusus kita untuk belajar warisan. Apakah ada kaitannya warisan dengan bab syirik kuburan?

Di dalam Al-Quran ada sekian banyak ayat yang menyebutkan hewan yang hukumnya haram untuk dimakan, juga bernajis dan berbagai hal terkait dengan bab hukum hudud, seperti merajam para pezina, memotong tangan para pencuri, membunuh pembunuh dan juga seterusnya. Jadi misi para nabi ini memang bukan hanya tentang urusan syirik, tapi yang lebih luas dan juga panjang dari itu, adalah bagaimana cara menjalankan syariah yang Allah perintahkan.

Perbedaan Pendapat
Kalau kita pernah kuliah di fakultas Syariah jurusan Perbandingan Mazhab, maka kita akan mengetahui bahwa yang namanya sebuah perbedaan pendapat itu mustahil untuk dipungkiri, apalagi untuk dibasmi.

Dahulu Imam Malik pernah untuk diminta kesediaannya agar kitabnya, Al-Muwattha' dijadikan sebuah kitab fiqih standar sebuah negara. Beliau dengan amat cukup santun dan juga tawadhdhu'nya menolak itu semua dengan halus. Sebab beliau amat bisa menghargai perbedaan pendapat di kalangan para Alim ulama.

Kalau kitabnya itu dijadikan sebuah hukum standar negara, maka akan terjadi sebuah pemaksaan pendapat, padalah tidaklah muncul sebuah perbedaan pendapat itu kecuali karena memang dari nash-nash Quran dan Sunnah memberikan sebuah peluang untuk hal itu.

Maka seorang ahli syariah tentunya sudah mempunyai wawasan yang cukup tentang sebuah perbedaan pendapat dalam urusan fiqih. Mulai dari cara ber wudhu' hingga cara mati, semua penuh dengan sebuah perbedaan pandangan dari kalangan ulama ahli syari'ah.

Jadi alangkah kita tidak memiliki wawasan yang sempit dan juga picik dalam melihat fenomena ini, Perbedaan pandangan fiqih yang ada dalilnya saja masih bisa menyisakan beda pendapat, apalagi dalam masalah teknis dalam berdakwah yang kebanyakan selalu improvisasi dan juga kental dengan perbedaan latar belakang, tentu akan membuat semakin tajam lagi perbedaannya.

Kami cenderung untuk tidak mudah menyalahkan niat baik seseorang dalam berdakwah. Maka kalau ada orang mau dakwah lewat seni, kami cenderung untuk tidak lantas mudahmemaki-makinya. Kalau ada yang kurang tepat, kita luruskan saja baik-baik. Dan meluruskan dengan baik-baik itu kan juga perintah Rasulullah SAW juga, bukan?

Dan kalau ada orang mau dakwah lewat partai, kami cenderung juga tidak mudah untuk mencercanya. Dan memangnya kenapa harus dicerca? Kalau ada yang kurang sejalan, setidaknya sampaikan dengan cara yang elegan. Dan bukan lewat tikaman dari belakang yang bernuansa ngambek karena tidak dapat 'bagian'.

Rasanya terlalu sepi sebuah dakwah ini kalau berdakwah itu hanya khusus dimiliki majelis taklim saja. Apakah orang-orang itu tidak boleh mengajak kepada kebaikan dengan kapasitas dan caranya masing-masing?

Kalau ada masyarakat muslim yang ternyata sesat karena melakukan syirik, kami cenderung menganggap mereka adalah sebagai korban. Jadi kami lebih senang mendekati mereka dengan cara baik-baik dan bicara dari hati ke hari, bukan dengan cara dakwah mencaci maki atau memerangi mereka dengan kata yang kasar dan juga tajam.

Buat apa kita terlihat seperti gagah di podium, tapi orang malah menjadi semakin menjauh, dakwah kita malah tidak akan berhasil dengan cara yang seperti itu.

Maka saudaraku, mari kita mengajak orang untuk belajar agama ini secara lebih mendalam dan dengan cara yang baik-baik. Sekedar mencaci maki, itu belum pernah terbukti bisa melenyapkan syirik dari muka bumi. Percayalah.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

Lihat Juga :
Apakah Saya Anti Wahabi.?
Apa Hukum Menyolati Orang Yang Mati Bunuh Diri.?


Keyword :
wahabi, wahabi adalah, wahabi sesat, wahabi indonesia, wahabi di indonesia, wahabi pks, wahabi dan salafi, wahabi artinya, wahabi salafi, wahabiyah, wahabi adalah muhammadiyah, wahabi vs nu, wahabi adalah yahudi, wahabi apa, wahabi arab, wahabi aceh, wahabi aswaja, wahabi anti maulid, wahabi ahlussunnah wal jamaah, wahabi bumi datar, wahabi bukan ahlussunnah, wahabi bodoh, wahabi berbahaya, wahabi buatan yahudi, wahabi bandung, wahabi banjarmasin, wahabi basalamah, wahabi bukan salafi, wahabi benar, wahabi counter center, wahabi ciptaan yahudi, wahabi cingkrang, wahabi cak nun, wahabi ciptaan syiah, wahabi community, wahabi ciri, wahabi countries, wahabi conspiracy, wahabi celana cingkrang, wahabi dan syiah, wahabi dan sunni, wahabi dan nu, wahabi dan syiah sesat, wahabi dan aswaja, wahabi di aceh, wahabi di arab saudi, wahabi dan fpi, wahabi ekstrim