Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Belajar agama Islam pada dasarnya memang harus merujuk kepada salafunashshalih. Karena kita tidak mengenal agama ini kecuali lewat generasi salaf. Tidak ada yang salah dari masalah ini.
Namun yang perlu diperhatikan, ciri khas dakwah salaf itu selain kesantunan dalam berdakwah, juga juga punya ciri penting, yaitu keluasan wawasan dalam menetapkan al-haq dan al-bathil.
Satu hal yang juga perlu dicatat baik-baik, begitu banyak orang yang mengaku bermanhaj kepada generasi salaf, namun setelah diteliti lebih jauh, ternyata belum lagi menerapkan ciri manhaj salaf dengan benar.
Lihat Juga : #PUISI GUSMUS - Tuhan, ISLAMKAH AKU
Misalnya mudah menuduh sebuah perbuatan sebagai bid'ah dan kebatilan, padahal nyatanya hanya sebuah perbedaan pendapat. Di mana masih banyak ulama yang tidak memvonisnya sebagai bid'ah atau kebatilan. Ulama salaf adalah ulama yang punya keluasan dan keluwesan dalam masalah furu'iyah, mereka mengerti betul mana yang benar-benar bid'ah dan mana yang sebenarnya hanya urusan khilafiyah.
Umpamanya dalam masalah qunut pada shalat shubuh. Mazhab Al-Hanafiyah tidak menemukan hadits yang shahih untuk dijadikan dasarnya, sehingga mereka menyebut bahwa qunut pada shalat shubuh itu bid'ah.
Akan tetapi mazhab As-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah berdasarkan hadits yang bersambung dan shahih, mengatakan bahwa memang benar Rasulullah SAWmelakukan qunut pada shalat shubuh hingga beliau meninggal dunia. Sehingga hukumnya sunnah muakkadah dalam mazhab Asy-Syafi'i.
Anehnya, ada orang yang tidak tahu urusan, tiba-tiba mengatakan bahwa siapa sajayang shalat shubuh dengan melakukan qunut adalah ahli bid'ah. Dan karena itu dia adalah orang yang sesat. Soalnya semua bid'ah itu sesat. Semua yang sesat itu masuk neraka. Tambah aneh lagi, ungkapan itu disebarkannya di semua majelis taklim dan dianggap sebagai kebenaran hakiki, bahkan dijadikan harga mati.
Lihat Juga : 6 Kriteria Ulama Menurut KH. Sholeh Darat
Padahal perbedaan pendapat itu terjadi antara ulama salaf sendiri, sudah terjadi sejak awal perkembangan agama ini, bukan urusan orang zaman sekarang.
Demikian juga dalam masalah jumlah rakaat shalat tarawih. Di dalam literatur salaf sendiri, ada kalangan yang menetapkan jumlahnya hanya 11rakaat. Siapa yang melebihi dari 11 rakaat itu berarti dia melakukan bid'ah dan otomatis jadi sesat dan masuk neraka.
Padahal para ulama salaf masih berbeda pendapat tentang jumlah rakaat shalat tarawih. Ada yang bilang 20 rakaat, ada juga yang menyebut angka 36 rakaat. Bahkan tidak sedikit yang mengatakan boleh dilakukan sebanyak-banyaknya.
Apa Itu Salaf dan Salafi.? | Syaikh Sayyid Ramadhan al-Bhuti
Yang berbeda pendapat adalah para ulama salaf, bukan siapa siapa. Apakah kita akan mengatakan bahwa ulama salaf itu ahli bid'ah, hanya lantaran terjadi perbedaan pendapat?
Ada pun Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah sesungguhnya bukan termasuk orang yang hidup di zaman salaf, meski tetap bermanhaj salaf. Beliau sesungguhnya ulama yang lebih menekankan aspek pembersihan aqidah, bukan ulama secara khusus yang mendalami ilmu fiqih dan perbedaan pendapat di dalamnya. Setidaknya, kita tidak pernah mendapatkan karya-karya beliau di bidang fiqih, tidak juga di bidang kritik hadits. Kitab beliau yang dikenal luas adalah Kitabut-tauhid.
Satu hal lagi, janganlah kita mencampur aduk pandangan fiqih dan perbedaan pendapat yang ada pada generasi salaf dengan pendapat-pendapat Al-Imam Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim rahimahumallah dalam urusan fiqih. Apalagi kita tahu bahwa keduanya justru hidup jauh setelah lewatnya generasi salaf.
Lihat Juga : Download Kitab Adabul 'Alim Muta'alim Karya KH. Hasyim Asy'ari
Jangan kita salah duga bahwa kita merasa sedang mendakwahkan manhaj salaf, ternyata yang kita sampaikan hanyalah pendapat fiqih dari Ibnu Taimiyah yang hidup jauh setelah generasi salaf. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada beliau sebagai ulama, namun jangan disalah persepsikan bahwa pandangan fiqih salaf hanyalah yang sesuai dengan pandangan fiqih beliau.
Jangan pula kita beranggapan bahwa yang salaf itu hanya Imam Ahmad bin Hanbal saja, sedangkan Al-Imam Abu Hanifah, Al-Imam Malik dan Al-Imam Asy-Syafi'i yang hidupnya lebih dahulu dari mereka dianggap bukan salaf. Padahal Imam Ahmad adalah murid langsung Al-Imam Asy-Syafi'i, bagaimana mungkin Al-Imam As-Syafi'i dikatakan tidak bermanhajsalaf?
Jangan pula manhaj salaf itu berubah menjadi semua pendapat fiqih Syeikh Nashiruddin Al-Albani rahimahullah. Tanpa mengurangi rasa hormat kita kepada beliau dan ilmunya, namun beliau pun seringkali menyelisihi pendapat para ulama di masa salaf dalam urusan furu'. Itu sekali lagi membuktikan bahwa di kalangan orang yang mengaku bermanhaj salaf sendiri pun juga tidak lepas dari perbedaan pendapat atau khilafiyah.
Dan alangkah naifnya kalau sampai para ulama salaf dihina hanya karena kita punya pendapat yang berbeda dengan mereka.
Lihat Juga : Download E-book Buku Pintar Berdebat Dengan Wahabi - KH. Idrus Ramli
Bukankah pendapat Syeikh Abdullah bin Baz seringkali menyelisihi pendapat Syeikh Al-'Utsaimin dan Syeikh Al-Albani?
Apakah kita masih saja berprinsip bahwa siapa saja yang tidak sependapat dengan pendapatku, berarti dia sesat, ahlu bid'ah dan masuk neraka?
Habib Rizieq - Hukum Tentang Menyebut Nabi Dengan Kata Sayyidina
Santun dan Berwawasan Luas
Jadi selain urusan kesantunan dalam masalah bahasa, yang juga dibutuhkan dalam berdakwahadalah keluasan dalam wawasan ilmu syariahdan mendalam. Seorang ustadz harus pandai memilah mana yang merupakan masalah prinsip mendasar dalam aqidah, di mana hal itu sudah tidak ada perbedaan pendapat lagi, tapi juga dia harus tahu mana wilayah yang luas serta dimungkinkan terjadi perbedaan pendapat, di mana para ulama salaf masih berbeda pendapat karena tidak adanya dalil yang qath'i.
Boleh saja seseorang cenderung kepada suatu pendapat dan mengajak murid-murinya untuk mengikuti pendapatnya, akan tetapi jelas tidak benar kalau sampai harus memaki dan mencaci orang lain yang tidak sependapat. Apalagi sampai menuduh sebagai ahli bid'ah, sesat dan penghuni neraka. Padahal ternyata yang dituduhnya sesat dan bid'ah itu justru pendapat ulama di masa salaf dulu.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Artikel Asli : Dakwah Manhaj SalafApa Itu Salaf.? Apakah Salaf Itu Mazhab.?
Haramkah Mengucapkan Selamat Natal.?
Pentingnya Bermazhab | Mazhab Dalam Islam
Keyword :
salafi
salafi adalah
salafiyah
salafi wahabi
salep 24
salafy indonesia
wahabi salafi
salafi dan wahabi
salafi sesat
salafi wahabi adalah
salafi itu apa
salafy jember
salafi vs wahabi
salafy balikpapan
salafi jihadi
salafi di indonesia
radio salafy
salafy semarang
salafi vs nu
salafy jakarta
salafi wahabi memecah belah islam dari dalam
salafi yang benar
salafi sururi
salafi yamani
salafi vs aswaja
salafi adalah sesat
salafi dan nu
salafi pdf
salafi sejati
salafi vs muhammadiyah
salafi wahabi sesat
salafi wikipedia
salafi yaman
salafy malang
salafi masuk ldii
salafi pecah
salafi wallpaper
fiqih salafi
salafi apa
salafi banjarmasin
salafi batam
salafi catering
salafi indonesia sesat
salafi lombok
salafi net
salafi palembang
salafi talafi
salafi zakat
salafi wahabi
salafi dan wahabi
salafi wahabi adalah
kesesatan salafi wahabi
salafi wahabi memecah belah islam dari dalam
sejarah berdarah sekte salafi wahabi pdf
salafi wahabi sesat
salafi wahabi indonesia
salafi wahabi di indonesia
salafi wahabi khawarij
salafi wahabi takfiri
salafi wahabi tobat
salafi wahabi wikipedia
tokoh salafi wahabi indonesia
Cara Memilih Bajaringan yang Berkualitas Terbaik
Cara Agar Kurus Aman, Sehat dan Alami
Mengatasi Kulit Berminyak
Mengtasi Tipes Tradisional
Meghilangkan Bekas Jerawat
Makalah Waralaba
Apakah Syiah itu Islam
Ekonomi Makro Gregory Mankiw
Faktor Terjadinya Keloid
0 komentar: